Jumat, 17 Juni 2011

Bimbel (Jangan) Masuk Sekolah

Inspektorat Gowa memeriksa sepuluh guru karena diduga telah membuka bimbel kepada pelajar tingkat SMP. Setiap peserta dipungut biaya Rp. 1, 5 juta perorang (fajar.co.id, 13 Juni 2011). Bandingkan dengan Surat Pembaca yang berasal dari orangtua siswa, dimuat di Media Indonesia (17/6-2011). Isinya tentang keprihatinan orangtua siswa melihat anak-anak kelas XII di salah satu SMAN unggulan di Jakarta dipaksa oleh sekolah mengikuti bimbel tanpa permintaan persetujuan dari orangtua. Belakangan ternyata guru-guru tidak tahu ada program itu. Pihak sekolah seakan ‘mencuri’ jam belajar serta memasukkan bimbel di jam yang seharusnya mereka belajar dengan guru mereka.
Berita pertama, banyak terjadi di kota-kota besar, guru membuka bimbel dan les privat kepada siswanya sendiri, namun tidak ada sanksi dari Inspektorat. Padahal, seperti halnya di Gowa, pendidikan dasar sembilan tahun sudah digratiskan. Bedanya, di Gowa bimbel juga ikut digratiskan. Sehingga, ketika guru membuka bimbel dengan memungut biaya, menimbulkan polemik.
Berita kedua, di kota besar bimbel tertentu dengan gencar dan agresif melakukan promosi ke sekolah-sekolah tertentu (terutama sekolah favorit), masuk ke kelas-kelas dengan ‘mengambil’ jam mengajar guru. Sebagai kompensasi, guru mendapat komisi karena jam mengajarnya terpakai oleh bimbel.
Masuknya bimbel ke sekolah-sekolah menimbulkan kesan guru tidak mampu mengajar dan mendidik. Sedangkan komisi yang dterima guru dari bimbel, termasuk suap atau hadiah?

Jumat, 03 Juni 2011

Persahabatan Tanpa Kejujuran

Berita 1:

Siswa SD Dipaksa Curang Saat Ujian

“…para murid dikumpulkan seorang guru untuk membuat suatu kesepakatan bersama. Kesepakatan itu mengharuskan murid-murid yang pintar membantu murid lain yang kurang pintar. Sang guru berpesan bahwa kesepakatan itu dibuat demi kebaikan sehingga tidak boleh bocor ke pihak manapun.” (Media Indonesia, 30 Mei 2011)

Berita 2:

Terkuak, Operasi Contek Mencontek UN SD Libatkan Guru di Surabaya

“Seorang wali murid sebuah SDN kawasan kecamatan Tandes melaporkan wali kelas anaknya yang diduga merancang kerja sama contek mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.” (Surabaya.net, 02 Juni 2011)

Kasih sayang seorang guru kepada murid untuk “menyelamatkan” masa depan murid yang kurang secara akademik (kognitif) telah mengorbankan murid lain yang telah bekerja keras belajar dan berbuat jujur.

Firman Allah, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (Al-Maidah ayat 2)