Berdasarkan
ketentuan, siswa dilarang membawa handphone ke sekolah pada saat Ujian
Nasional. Demikian pula dengan sekolah penyelenggara tempat saya menjadi
pengawas ujian nasional, sudah ada pengumuman kepada siswa agar tidak membawa
handphone ke sekolah. Namun pada hari keempat ujian nasional (kamis, 19 April
2012), saya mendapatkan kenyataan yang mengejutkan, Pada jam pertama, begitu memasuki ruangan
ujian, di meja pengawas saya dapatkan handphone siswa yang
sedang di-cas. Spontan saya mencabut kabel yang menyambung dari stop-kontak ke handphone. Kemudian saya menyuruh siswa-siswi yang membawa
handphone menitipkan kepada panitia. Saya sangat kaget karena di sekolah
favorit berlabel RSBI ini hampir semua siswa membawa handphone.
Saat ujian nasional pada jam kedua, mata pelajaran Biologi dengan alokasi 2 jam,
siswa-siswi rata-rata telah menyelesaikan ujiannya. Dugaan saya, materi ujian
sangat mudah, sehingga banyak siswa tiduran dengan kepala telungkup di meja, sepertinya ngantuk dan
bosan. Menjelang sepuluh menit ujian usai, saya dengan rekan pengawas
berinisiatip mengumpulkan berkas soal dan lembar jawaban (LJUN). Setelah kami
kumpulkan semua, kemudian kami hitung. Setelah itu kami masukkan dalam amplop
khusus dan kami tutup rapat dengan perekat yang sudah disediakan. Dengan tanpa
kami sadari, karena merasa ujian sudah selesai, siswa-siswi tersebut kemudian
mengambil tasnya masing-masing dan membukanya. Apa yang tidak kami duga adalah,
siswa-siswi tersebut mengambil handphone masing-masing dan ber-sms-ria.
Apakah ini kelalaian kami sebagai
pengawas, karena sebelum ujian dimulai tidak melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap tas siswa? Bukankah, kalaupun ada pemeriksaan seharusnya dilakukan oleh rekan guru
pengawas pada jam ujian yang pertama? Saya percaya saja kepada
siswa-siswi berlabel RSBI ini yang akan taat kepada peraturan sekolah. Sebagai
pengawas, selama 3 hari pertama ujian nasional saya tidak berani membawa handphone
ke sekolah (apalagi semua ruangan kelas dipasang CCTV) dengan asumsi siswa saja dilarang masa gurunya melanggar? Barulah
pada hari keempat, saya terpaksa membawa handphone karena ada janji
dengan anak saya yang sekolah di SMPN yang lokasinya berdekatan dengan sekolah
penyelenggara di mana saya mengawas. Dan memang setahu saya, bagi pengawas tidak ada ketentuan larangan membawa handphone ke sekolah. Begitu tiba di sekolah, handphone langsung saya titipkan kepada
Panitia.
Saya terkejut dengan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa-siswi terbaik di sekolah favorit ini. Perilakunya sangat bertentangan dengan slogan "Knowledge is power but Character is more" yang terpampang di ruang guru. Walaupun kelihatan sepele, namun dampaknya pasti akan luar biasa. Bagaimana kalau mereka nanti bekerja di instansi pemerintahan?
Saya terkejut dengan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa-siswi terbaik di sekolah favorit ini. Perilakunya sangat bertentangan dengan slogan "Knowledge is power but Character is more" yang terpampang di ruang guru. Walaupun kelihatan sepele, namun dampaknya pasti akan luar biasa. Bagaimana kalau mereka nanti bekerja di instansi pemerintahan?
Bagaimanapun juga siswa sekolah merupakan bagian dari masa depan bangsa. Saya setuju sekali siswa sekolah tidak dipergunakan menggunakan handphone selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sama seperti jamaah yang hendak sholat atau mendengarkan khotib sholat Jum'at, hendaknya menonaktifkan penggunaan sellular atau handphone.
BalasHapusDari pengalaman saya selama mengajar, pelarangan membawa/menggunakan handphone di kelas tidak efektif, karena selalu dilanggar, termasuk larangan tidak boleh men-charge handphone di kelas. Pada umumnya siswa-siswi tidak bisa lepas dari handphone. Yang bisa dilakukan guru adalah mengarahkan peserta didik agar menggunakan handphone ke arah yang positif. Contoh nyata, setiap pagi menjelang kegiatan belajar mengajar peserta didik diharuskan tadarus Al-Qur'an melalui kitab suci. Namun sebagian besar siswa lebih menyukai membacanya melalui handphone. Larangan membawa handphone pada saat ujian nasional adalah untuk menghindari kebocoran soal melalui SMS.
HapusKapan penulis akan mengeluarkan topik menarik yang lain, yang sesuai dengan tema pendidikan. Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini.
BalasHapusmungkin solusi terbaik adalah bukan hanya memberikan peraturan-peraturan. tapi guru juga berikan motivasi agar anak percaya diri dalam menghadapi ujian sehingga nantinya kecurangan2 akan berkurang dengan sendirinya
BalasHapusBenar juga selain peraturan ditegakkan, juga motivasi perlu ditanamkan kepada anak didik, semoga nantinya bermanfaat sebagai generasi penerus yang berguna bagi negara kita.
BalasHapus