Minggu, 22 November 2009

Keajaiban Google

Suatu saat saya iseng mengetik nama lengkap saya di Google melalui telepon genggam. Saya terkejut, buku antologi puisi (1980-2005) dan cerpen saya terbitan tahun 2005 tersimpan di Australia National Library. Saya tidak menyangka buku-buku saya bisa sampai ke negara seberang. Nama saya juga muncul sebagai alumni jamaah salah satu KBIH di Bandung 1426H. Demikian pula dengan facebook saya, tetapi yang terakhir ini tidak aneh.
Yang menggelikan adalah, dengan kata kunci yang sama (nama lengkap saya), saya menemukan tulisan tertanggal 8 Mei 2001 (Indonesia-Views), yang isi tulisannya sangat sensitif menyangkut nama-nama pejabat tertentu. Barangkali kalau orangnya tahu, wah gawat! Waktu itu belum ada Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik. Sejak kasus email Prita Mulyasari mencuat menjadi kasus hukum, saya selalu berhati-hati menulis di internet. Slogan ICT Watch ”Think Before Posting” betul-betul saya pegang.
Pada saat yang lain, saya ketik di Google nama depan email saya. Ajaib, keluarlah tulisan-tulisan saya di groups.yahoo.com.
Saya memiliki 4 email yang kesemuanya aktif. Dua email kena spam disebabkan karena ikut milis dan terpapar di website. Dari Google pula saya tahu, email saya disalahgunakan oleh situs tertentu untuk iklan lowongan kerja guru.
Saya pernah memberikan komentar di suatu website, ternyata saya terpilih sebagai komentar tamu. Rupanya website tersebut baru berdiri. Lama saya tidak berkunjung. Sampai akhirnya saya iseng mengetik nama depan email saya yang saya gunakan untuk menulis komentar sebagai kata kunci di Google. Lagi-lagi saya terkejut dibuatnya. Ada 2 tulisan saya muncul, 1 di website 1 lagi di blog. Yang membuat saya kaget, di website, email dan domisili saya ditulis salah. Saya langsung meluncur ke situsnya. Pertama, saya baca dulu komentar dari orang yang bernama sama dengan saya. Setelah yakin komentar tersebut asli dari saya, kemudian saya menulis di kotak saran mengenai kekeliruan tersebut. Email saya kini sudah ditulis dengan benar, tetapi domisili masih salah. Kemudian saya kirim email ke Redaksi website, namun sampai sekarang masih belum berubah. Tak apalah, mungkin sulit memperbaikinya. Berkat email yang terpapar di website, saya mendapat teman baru yang ternyata kawan dari pemilik domain website tsb.
Keajaiban Google yang lain yaitu ketika saya menanggapi tulisan opini yang dimuat di media cetak. Saya tanggapi melalui media yang sama. Baik tulisan opini maupun tanggapan dari saya muncul online di internet secara berurutan. Saya juga pernah menanggapi tulisan saya sendiri tetapi berbeda media. Tulisan saya di media cetak, saya tanggapi (lebih tepatnya saya perjelas) di media internet. Keduanya kemudian muncul online berurutan, padahal rentang waktunya cukup lama, lebih dari 4 bulan. Kesimpulannya, kata kunci (yang sama) bermain (tajam) di Google.
Demikian pula, ketika saya ingin tahu tentang "seseorang", yang saya anggap guru saya di dunia maya, karena berkat homepages dan tulisan-tulisan beliau saya jadi tertarik mengikuti jejaknya menulis di internet. Saya menyebutnya sebagai "Raja Situs", karena memang situsnya banyak sekali. Saya ketik di Google kata kunci nama lengkap atau nama depan emailnya, wah...betul-betul hebat. Saya menemukan homepages familinya. Saya jadi tahu asal-usulnya. Untuk "membacanya" sampai tuntas di telepon genggam (merk dan tipe telepon genggam tidak saya tulis), saya memerlukan waktu lebih dari 3 jam dan menghabiskan 184 laman web.
Masih banyak keajaiban-keajaiban Google yang lain, namun kalau saya ungkap semua, wah... bisa-bisa saya kehilangan privasi, saya takut dikejar Google.
Catatan : Awal April 2010 saya berkunjung ke situs yang memuat komentar saya. Ternyata domisili saya sudah diperbaiki.

2 komentar:

  1. Th 2005 dah nerbitin buku, hebat bner :)

    2005 ak baru belajar buat email :)

    kebanggaan tersendri pastinya bukunya ada di negara sono (Australia) :)

    Salam :)

    BalasHapus
  2. Salam :) sering-sering mampir y ke blog ak

    BalasHapus